Jumat, 22 Februari 2019

TEKSTOLOGI DAN TUGAS FILOLOGI


TEKSTOLOGI DAN TUGAS FILOLOGI

A.    Latar Belakang
Kebudayaan merupakan suatu warisan yang sangat berharga, baik itu berupa kebudayaan lisan maupun tulisan dan biasanya kebudayaan tersebut bertuliskan bahasa dari daerah masing-masing. Dengan mengetahui suatu kebudayaan, maka kita mengetahui sejarah masa lampau dan orang-orang terdahulu menulis sejarah atau kebudayaan tersebut dalam lembaran-lembaran kertas (naskah) dengan maksud untuk menghargainya.
Seiring dengan perekembangan zaman, naskah-naskah kuno mulai lapuk tetapi isi dari naskah tersebut masih relevan dan banyak informasi yang bisa didapatkan dengan mempelajari naskah-naskah kuno. Oleh karena itu, muncullah suatu ilmu yakni ilmu filologi yang mempelajari naskah-naskah kuno yang bertujuan untuk mengetahui informasi yang ada, menjaga dan melestarikan naskah yang berisi kebudayaan ataupun sejarah dimasa lampau.
Kata ‘naskah’ berasal dari berasal dari bahasa arab yang berarti tulisan tangan. Dalam kata latin disebut ‘manusript’, atau disebut juga ‘kodeks’. Teks dapat diartikan sebagai kandungan atau muatan naskah. Jika naskah merupakan bentuk konkret suatu tulisan, maka teks adalah sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja, Teks sendiri terdiri dari 2 unsur yaitu isi dan bentuk. Di dalam isi, memuat ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Sedangkan bentuk, yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya bahasa, dan sebagainya.
B.     Pengertian teks dan naskah
Naskah dan teks merupakan objek kajian dalam filologi.objek kajian filologi berupa naskah maupun teks tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.banyak orang yang menganggap naskah dan teks tersebut saling berkaitan.namun, sebaliknya perlu di ketahui perbedaan pengertian naskah dan teks.dalam hal ini, sebelum belajar filologi perlu untuk dibedakan antara naskah dan teks.
Teks merupakan bagian dari naskah, teks adalah sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja.teks senidiri terdiri dari 2 unsur yakni isi dan bentuk, di dalam isi memuat ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Sedangkan bentuk, yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari  menurut berbagai pendekatan melalui alur,perwatakan,gaya bahasa,dan sebagainya.
Tekstologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk teks,yang antara lain meneliti penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra,penafsiran,dan pemahamanya.
Dalam penjelmaan dan penurunanya secara garis besar teks dapat di sebutkan ada 3 macam yakni :
a)      Teks lisan(tidak tertulis)
b)      Teks naskah atau tangan
c)      Teks cetakan
sedangkan naskah merupakan wadah dari teks.naskah adalah sebuah bentuk karya tulis yang berisi ide atau gagasan yang berupa bahan,baik berupa buku,kertas atau sejenisnya.naskah merupakan benda konkret yang dapat dilihat dan dipegang.dalam bentuk asli, naskah lama indonesia biasnya di tulis di dluwang,kulit kayu dan lontar.namun sejak adanya pengaruh eropa pada abad 18 dan 19,naskah lama di tulis di atas kertas.selain itu, setelah mengenal mesin cetak naskah di tulis dengan cetakan.dalam naskah yang terdiri dari teks itu berisi cerita tentang ide-ide yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca.[1]
Ada perbedaan antara naskah dan prasasti.baik naskah maupun prasasti,keduanya di tulis dengan tangan.akan tetapi, antara keduanya dapat di catat beberapa perbedaan di antaranya yakni :
a)      Naskah pada umumnya berupa buku atau bahan tulisan tangan sedangkan prasasti berupa tulisan tangan pada batu.
b)      Naskah pada umunya panjang, karena memuat cerita lengkap. Sedangkan prasasti pada umumnya pendek, karena hanya memuat soal-soal yang ringkas saja.
c)      Naskah pada umumnyanya anonim dan tidak berangka tahun,sedangkan prasasti sering menyebut nama penulisnya dan adakalanya juga memuat angka tahun.
d)     Naskah berjumlah banyak karena disalin,sedangkan prasasti tidak disalin-salin sehingga jumlahnya relatif sedikit
e)      Naskah paling tua kira-kira berasal dari abad ke-8 sedangkan prasasti yang paling tua berasal dari abad ke-4.
C.     Proses terjadinya teks
Berkaitan dengan masalah teks,jarang ada teks yang bentk aslinya atau bentuk sempurnanya sekaligus jelas dan tersedia. Menurut de haan mengenai terjadinya teks ada beberapa kemungkinan di antaranya yakni :
1)      Aslinya hanya ada dalam ingatan pengarang atau pengelola cerita.Tutun temurun secara terpisah,yang satu dari yang lain melalui dikte,apabila orang ingin memiliki teks itu sendiri.tiap kali teks dituturkan dapat terjadi variasi.perbedaan teks adalah bukti pelaksanaan penurunan dan perkembangan cerita sepanjang hidup pengarang.
2)      Aslinya teks tertulis,yang kurang lebih merupakan kerangka yang masih memungkin atau memerlukan kebebasan seni.
3)      Aslinya merupakan teks yang tidak mengizinkan kebebasan dalam pembawaanya,karena pengarang telah menentukan pilihan kata,urutan-urutan kata dan komposisi untuk memenuhi maksud tertentu yang ketat dalam bentuk literer itu.[2]
D.    Proses penyalinan teks
Rangkaian penurunan yang dilewati oleh suatu teks yang turun-menurun disebut tradisi,naskah diperbanyak karena orang ingin memiliki sendiri naskah itu,sebabnya mungkin karena naskah asli sudah rusak dimakan zaman atau karena kekhawatiran terjadi sesuatu dengan naskah yang asli misalnya ,hilang,terbakar,ketumpahan benda cair karena perang atau hanya karena terlantar saja.
Mungkin pula naskah di salin dengan tujuan magis.dengan menyalin suatu naskah tertentu, orang merasa mendapatkan kekuatan magis dari naskah yang di salinya itu.naskah yang di anggap penting di salin dengan berbagai tujuan,misalnya tujuan politik,agam,pendidikan dan sebagainya.
Akibat penyalinan,terjadilah beberapa atau bahkan banyak mengalami perubahan cerita.dalam penyalinan yang berkali-kali itu,tidak tertutup kemungkinan timbulnya bebagai kesalahn atau perubahan.hal ini terjadi antara lain,karena mungkin si penyalin kurang memahami bahasa atau pokok persoalan naskah yang disalinya,mungkin pula karena tulisanya tidak terbaca/tidak jelas,karena salah baca atau karena ketidaktelitian,sehingga beberapa huruf hilang.
Dalam proses salin-menyalin yang demikian,rusak bacaan tidak dapat dihindari,disamping perubahan yang terjadi karena ketidaksengajaan,setiap penyalin bebas dengan sengaja menambah,mengurangi,mengubah naskah menurut seleranya, disesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman penyalinan.
Sehubung denga itu,teks modern pun perlu diadakan penelitian secara filologis,karena ada kemungkinan yang menyebabkan terjadinya bentuk-bentuk penyajian itu adalah perubahan-perubahan yang diadakan oleh penyusunya sendiri dengan maksud menyempurnakan teks sesuai dengan pertimbangan atau pandangan sebaik-baiknya.
Disamping itu,unsur-unsur dari luar yang berhubungan dengan teks seperti pengetik,pencetak dan sebagainya dapat merupakan penyebab timbulnya perbedaan antara penyajian atau penerbitan karya yang sama.dengan demikian,naskah salinan belum tentu merupakan kopi yang sempurna dari naskah yang disalin.ada kalanya perbedaan hanya kecil saja,tetapi ada pula perbedaan yang besar,sehingga timbul naskah-naskah yang berbeda versi atau berbeda bacaanya.[3]
E.     Tugas filolog
Tugas filolog di pandang  berat karena ia tidak hanya sekedar menghadapi naskah-naskah yang dipandang sakit dan bahkan kondisinya parah,tetapi ia harus merestorasi atau menyehatkan lebih dahulu melalui kerja filolog,kerja filologi yang di maksud meliputi inventarisasi naskah,deskripsi naskah.penentuan naskah yang akan dijadikan dasar suntingan teks, dan penyuntingan. Kesemuanya itu adalah tugas pertama filolog.
Setelah tugas filolog yang pertama di atas dapat dilakukan dengan baik,filolog dapat menjalankan tugas berikutnya,yaitu melakukan penelitian lebih lanjut yang berupa analisis isi naskah.analisis isi naskah dapat berupa linguistik analisis sastra.analisis sastra dapat berupa analisis struktur cerita, tema dan fungsinya,pengaruh asing,latar belakang kebudayaan, ataupun unsur-unsur yang lain yang berperan dalam teksnya.semuanya itu dapat dianalisis dengan memanfaatkan salah satu teori dan metode sastra modern sesuai dengan kondisi dan situasi teks yang dihadapi peneliti.dengan begitu isi naskah akan dapat dibaca dengan mudah dan diketahui secara luas oleh generasi muda masa kini dan pembaca lainya.[4]
F.      Kesimpulan
1)      Naskah dan teks merupakan objek kajian dalam filologi.objek kajian filologi berupa naskah maupun teks tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau
2)      Berkaitan dengan masalah teks,jarang ada teks yang bentk aslinya atau bentuk sempurnanya sekaligus jelas dan tersedia. Menurut de haan mengenai terjadinya teks ada beberapa kemungkinan
3)      Rangkaian penurunan yang dilewati oleh suatu teks yang turun-menurun disebut tradisi,naskah diperbanyak karena orang ingin memiliki sendiri naskah itu,sebabnya mungkin karena naskah asli sudah rusak dimakan zaman atau karena kekhawatiran terjadi sesuatu dengan naskah yang asli misalnya ,hilang,terbakar,ketumpahan benda cair karena perang atau hanya karena terlantar saja.
4)      Tugas filolog di pandang  berat karena ia tidak hanya sekedar menghadapi naskah-naskah yang dipandang sakit dan bahkan kondisinya parah,tetapi ia harus merestorasi atau menyehatkan lebih dahulu melalui kerja filolog

DAFTAR PUSTAKA
Dwi Sulistyorini, Filologi Teori Dan Penerapanya (Malang,Madani 2015)
Elis Suryani Ns,Filologi (Bogor,Ghalia Indonesia 2012)
Sangidu Tugas Filolog (Yogyakarta,Ugm Press 2016)



[1]  Dwi Sulistyorini, Filologi Teori Dan Penerapanya (Malang,Madani 2015) 18
[2]  Elis Suryani NS,FILOLOGI (Bogor,Ghalia Indonesia 2012) 50
[3] Elis Suryani NS,Filologi (Bogor,Ghalia Indonesia 2012) 52
[4] Sangidu Tugas Filolog (Yogyakarta,UGM Press 2016)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wahyu Styabudi