METODE IJMALI (GLOBAL)/ Syarah Hadis/ III
METODE
IJMALI (GLOBAL)
KATA PENGANTAR
Segalapujibagi Allah SWT, karenadenganrahmat, hidayahdaninayah-Nya, sehinggamakalahinidapatterselesaikandengantepatwaktusebagaisalahsatutugasKecakapanAntar
Personal di semester satuini. Makalahiniuntuk memenuhi mata kuliah: “Studi Kitab Syarah Hadis” yang dimanasemuanyamembahasmengenai Metode Ijmali.
Kami menyadarisepenuhnyabahwapenyusunanmakalahinimasihjauhdarisempurna,
mengingatketerbatasankemampuan, pengetahuandanwaktu yang kami miliki.
Untukitusegalapendapat, kritikdan saran yang
bersifatkonstruktifdiharapkandapatmembantusempurnanyamakalahini.
Semogaapa yang tersiratinidapatmenjadimanfaatbagipembacadalammenambahilmupengetahuannyasertamendapatkeridhoan
Allah SWT.
Jombang, 22Oktober 2018
DAFTAR ISI
HalamanJudul
.......................................................................................................................
i
Kata Pengantar
......................................................................................................................
1
Daftar Isi
.................................................................................................................................
2
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
........................................................................................................
3
B. Tujuan
......................................................................................................................
4
D. PerumusanMasalah
................................................................................................
4
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Definisi Ijmali..........................................................................................................
6
B. MetodeIjmalidalamSyarah
Hadis Nabi...................................................................6
C. Ciri-cirimetodeIjmali (Global).................................................................................
7
1.
Kelebihanmetodeijmali .........................................................................
7
2.
Kekurangan
metode ijmali...........................................................................
7
3.
Kitab-Kitab
yang menggunakan MetodeIjmali...........................................
8
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan ...............................................................................................................................9
DaftarPustaka
......................................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secaraepistemologis,
hadist dipandangolehmayoritas umat Islam sebagaisumberajaran
Islam keduasetelah Al-Qur’an. Sebabiamerupakan bayan (penjelas),
terhadapayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal (global), ‘am (umum)
dan yang mutlaq (tanpabatasan).
Bahkansecaramandirihadist dapatberfungsisebgaipenetap
(muqarrir) suatuhukum yang belumditetapkanoleh Al-Qur’an.[1]
Hadist sebagaisumberkedua, nampaknyaselalumenarikuntukdikaji,
baik yang menyangkuttentangkritikotentitasatauvaliditas
(sanad dan matan) maupunmetodologipemahaman (syarh)
hadist itusendiri.
Para ulamadahulutelahbanyakmencobamelakukanpenafsiranataupemahamanhadis
yang terdapatdalam al-Kutub al-Sittah, yaknidenganmenuliskitabsyarahterhadapkitabtersebut.
Meskipundemikian, upayauntukmenemukanmetode yang
digunakanulamadalampenyusunankitabsyarahhadistersebuthampir-hampirtidakpernahtersentuh.
Namundaribeberapametode yang dipergunakanoleh para
ulama klasik dalammenyusunkitab syarh tersebutdapatdiklasifikasikanbeberapametodepemahamanhadist,
yakni metode tahlîlî, metode ijmâlî, metodemuqârin danmetode maudhû’ii.[2]
Begitubanyak para Ulama’ Muhaddisin
yang melakukanpensyarahanterhadaphadis. Akan tetapi, jikadicermati,
jarangsekaliulama’ yang membahastentangmetodologipensyarahanhadis. Padahal,
gunabisalebihmemahamipenjelasanulama’ tentangsuatuhadisdalamkitabsyarahnya,
sangatpentinguntukmengetahuimetode yang digunakanulama’ tersebut. Sebenarnya,
jikadiamatilebihdalam, metodepensyarahanhadis-hadisNabihampirsamadenganmetodepenafsiran
al-Qur’an, bahkanmenurut Nizar Ali,
metode-metodepensyarahanhadismemangdiadopsidarimetodepenafsiran al-Qur’an
sebabkesamaankarakterkeduanya. Metode yang dimaksudadalahtahlili,
ijmalidanmuqarin. Tulisaniniakandengansingkatmenjelaskantentangmetodeijmali.[3]
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi metode ijmali?
2. Apa kelebihan dan kekurangan metode ijmali?
3.
Kitab-kitabapa saja yang
menggunakan MetodeIjmali?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi metode ijmali
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode ijmali
3.
Mengetahui Kitab-kitab yang menggunakan MetodeIjmali
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DefinisiMetodeIjmali
Metodeijmaliadalahmenjelaskanataumenerangkanhadis-hadissesuaidenganurutandalamkitab
yang adadalamkutub al-sittahsecararingkas, tapidapatmerepresentikanmakna
literal hadis, denganbahasa yang mudahdimengertidangampangdipahami.
Syarahannyacukupsingkatdantanpamenyinggunghal-halselainarti yang dikehendaki.Metode ini mempunyai kemiripan dengan metode tahlili dari
segi sistematika pensyarahan. Perbedaannya terletak pada segi uraian
penjelasannya. Metode Tahlilisangat terperinci dan panjang lebar
sehingga pensyarahannya lebih banyak dapat mengemukakan pendapat dan
ide-idenya, sedangkan metode ijmali penjelasannya sangat umum
dan ringkas.
Hal ini membuat pensyarahannya tidak mempunyai ruang untuk
mengemumakanpendapat dan ide-idenya. Meski demikian, dalam kitab yang
menggunakan metodeijmali, juga tidak menutup kemungkinan adanya
uraian yang panjang lebar mengenai suatu hadis tertentu yang membutuhkan
penjelasan yang detail. Akan tetapi, penjelasan tersebut tidak
seluas metodetahlili.
Kitab-kitab syarah yang mengikuti metode ini antara
lain Syarah al-Suyuti li Sunan al-Nasa’ikarya Jalal al-Din
al-Suyuti, Qut al-Mughtazi ’ala Jami’ al-Turmudzikarya Jalaludin
al-Suyuti, ’Aun al-Ma’bud Syarah Sunan Abi dawud karya
Muhammad bin Asyraf bin ’Ali Haidar al-Siddiqi al-’Azim Abadi.
B.
MetodeIjmalidalamSyarah
Hadis Nabi
Metodeinimempunyaikemiripandenganmetodetahlilidarisegisistematikapensyarahan.
Perbedaannyaterletakpadasegiuraianpenjelasannya.
Metodetahlilisangatterperincidanpanjanglebarsehinggapensyarahnyalebihbanyakdapatmengemukakanpendapatdan
ide-idenya, sedangkanmetodeijmalipenjelasannyasangatumumdansangatringkas. Hal
inimembuat pensyarahnyatidakmempunyairuanguntukmengemukakanpendapatdandan
ide-idenya. Meskidemikian, dalamkitab yang menggunakanmetodeijmali,
jugatidakmenutupkemungkinanadanyauraian yang
panjanglebarmengenaisuatuhadistertentu yang membutuhkanpenjelasan yang detail.
Akan tetapi, penjelasantersebuttidakseluasmetodetahlili.
C.
Ciri-cirimetodeIjmali (Global)
Pensyarahlangsungmelakukanpenjelasan
hadits dari awalsampaiakhirtanpapenetapanjudulsertaperbandingan yang jelas,
dalamkitabsyarahmetodesyarahinitakmemilikiruanguntukmenjelaskansebanyak-banyaknya.
Olehsebabitu, penjelasanumum dan sangatringkasmerupakanciri yang
dimilikikitabsyarahdenganmetodeijmali.
1.
Kelebihanmetodeijmali
·
Ringkas dan padat
Syarah yang menggunakanmetodeiniterasalebihpraktis dan singkatsehinggadapatsegeradiserapolehpembacanya.
·
Bahasanyamudahuntukdipahami
Pemahamanterhadapkosa kata yang terdapatdalam hadits
inilebihmudahdidapatkankarenapensyarahanlangsungmenjelaskanmaksud hadits yang
takmemikirkankepribadian dari pensyarahtersebutsehinggamudahdipahamikarenamenggunakanbahasa
yang singkat dan mudah.
2.
Kekuranganmetodeijmali
·
Menjadikanpetunjuk hadits menjadiparsial
Terkadang hadits memilikiketerkaitanantara hadits satudengan yang lain,
olehkarenaitu ada sebuah hadits yang bersikapumum/global (samar)
dapatdiperjelasdengan hadits lain yang dapatmelengkapikekurangan hadits
tersebut. Denganmenggabungkankedua hadits tersebut akan diperolehsuatupemahaman
yang utuhtanpaterpecah-pecah.
·
Tidakadaruanguntukmengemukakananalisis
yang memadai
Syarah yang
mengguankanmetodeinitidakdapatmemberikansarana yang memuaskan yang
berkenaandenganwacanapluralismepemahamansuatuhadits.
Disampingitumemilikisisipositifyaitubersifatinstanseperti yang
sudahdisebutkandiatas.
·
Adanyaketidak-konsisten-an
terhadapmetode yang digunakan
Misalnya,
kitab ‘aun al-ma’budadalahsalahsatukitab yang “dicap” sebagaikitab yang
menggunakanmetodeijmali. Tetapisetelahditelusuri,
adabeberapahadisyangdisyarahidenganmenggunakanmetode lain.
Hadis-hadistersebutantara lain.[4]
3.
Kitab-Kitab
yang menggunakan MetodeIjmali
Kitab-kitab syarah
yang mengikuti metode ini antara lain Syarh al-Suyuti li Sunan al-Nasa’i
karya Jalal al-Din al-Suyuti, Qut al-Mughtazi ‘ala Jami’ al-Turmudzi karya
Jalal al-Din al-Suyuti, ‘Aun al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud karya Muhammad bin
Asyraf bin ‘Ali Haidar al-Siddiqi al-‘Azim Abadi, dan lain-lain.
Sebenarnya,
dalammuqaddimahkitab-kitab di atastidakpernahdijelaskantentangketeranganmetode
yang dipakai. Hanyasaja, para ulama’ yang datangbelakangankemudianberusahamengetahuicaraataumetode
yang digunakan para penyusunkitabdenganmenelitikitab-kitabtersebut. walaupun
sebenarnya, upayauntukmenemukanmetode yang digunakanoleh para
penyusunkitab-kitabsyarahtersebutbarumunculakhir-akhirinisaja.
Karenatidakadapenjelasansecarapastimengenaimetode
yang digunakandalamkitab-kitabtersebut. Hal
inimenjadimaklumjikaditemukanke-tidakkonsisten-an metodeataucara yang
digunakandalammensyarahihadis. Dalampenjelasanbeberapahadis,
ditemukanadanyapemakaianmetode lain sepertimetodetahlilidanmetodemuqarin.
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metodeijmaliadalahmenjelaskanataumenerangkanhadis-hadissesuaidenganurutandalamkitab
yang adadalamkutub al-sittahsecararingkas, tapidapatmerepresentikanmakna
literal hadis, denganbahasa yang mudahdimengertidangampangdipahami.
Syarahannyacukupsingkatdantanpamenyinggunghal-halselainarti yang dikehendaki.Metode ini mempunyai kemiripan dengan metode tahlili dari
segi sistematika pensyarahan. Perbedaannya terletak pada segi uraian
penjelasannya. Metode Tahlilisangat terperinci dan panjang lebar
sehingga pensyarahannya lebih banyak dapat mengemukakan pendapat dan
ide-idenya, sedangkan metode ijmali penjelasannya sangat umum
dan ringkas.
Metodeinimempunyaikemiripandenganmetodetahlilidarisegisistematikapensyarahan.
Perbedaannyaterletakpadasegiuraianpenjelasannya.
Metodetahlilisangatterperincidanpanjanglebarsehinggapensyarahnyalebihbanyakdapatmengemukakanpendapatdan
ide-idenya, sedangkanmetodeijmalipenjelasannyasangatumumdansangatringkas. Hal
inimembuat pensyarahnyatidakmempunyairuanguntukmengemukakanpendapatdandan
ide-idenya. Meskidemikian, dalamkitab yang menggunakanmetodeijmali,
jugatidakmenutupkemungkinanadanyauraian yang
panjanglebarmengenaisuatuhadistertentu yang membutuhkanpenjelasan yang detail. Akan tetapi,
penjelasantersebuttidakseluasmetodetahlili.
Daftar Pusaka
Agil Said Husain Munawwardan Abdul
Mustaqim. 2001. AsbabulWurud. Yogyakarta: PustakaPelajar., hal. 24.
AliNizar. 2001. Memahami Hadis
Nabi (MetodedanPendekatan). Yogyakarta: Center for Educational Studies and
Development (CESaD) YPI Al-Rahmah., hal. 28.
http://joko-document.blogspot.co.id/2014/02/metode-syarah-hadits.html.23/03/2016.11.35
[1]. Said Agil Husain Munawwardan Abdul Mustaqim.
2001. AsbabulWurud. Yogyakarta: PustakaPelajar., hal. 24.
[3].http://forum.liputan6.com/t/makalah-metode-ijmali-dalam-syarah-hadis-nabi/19171.23/03/2016.11.31
Komentar
Posting Komentar