ORGANISASI KEMASYARAKATAN /SOSIOLOGI AGAMA/III
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam membangaun sebuah bangsa
dapat dicapai melalui proses yang diawali dengan kesadaran rakyatnya baik
secara individu atau bersama kelompok masyarakat yang berjalan dengan landasan
dan tujuan yang sama.
Cita-cita dalam melaksanakan tujuan kegiatan,
dan kepentingan bersama yang dibangun dengan kesadaran dan berkelompok yang
diyakini dapat memecahkan kepentingan bersama dalam sebuah wadah yang populer
dengan nama organisasi kemasyarakatan ( ormas ). Bentuk organisasi ini
digunakan sebagai lawan dari istilah partai poltik. Ormas dapat dibentuk oleh
kelompok masyarakat berdasarkan beberapa kesamaan kegiatan, profesi dan tujuan,
fungsi, seperti agama, pendidikan, budaya, ekonomi, hukum dan sebagainya.
Ormas
merupakan peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan untuk memajukan
kehidupan yang berkeadilan dan kemakmuran.
kali ini kami akan memaparkan tentang apa yang
di peran serta atau hubungan organisasi kemasyarakatan dengan Agama
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Organisasi
Kemasyarakatan ?
2.
Bagaiman Ruang Lingkup Organisasi
Kemasyarakatan?
3.
Apa Hubungan Agama dengan
Organisasi Kemasyarakatan?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Mengetahui Pengertian Organisasi
Kemasyarakatan
2.
Mengetahui Ruang Lingkup Organisasi
Kemasyarakatan
3.
Mengetahui Hubungan Agama dengan
Organisasi Kemasyarakatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Organisasi
Kemasyarakatan
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
merupakan perkumpulan masyarakat yang
membentuk organisasi yang sifat dan strukturnya teratur, biasanya mulai dari
tingkat tertinggi/pusat sampai tingkat terendah/pimpinan di tingkat daerah atau bahkan rukun warga.
1)
Organisasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“Organon” dan istilah Latin, yaitu “Organum” yang berarti : alat, bagian,
anggota, atau badan[1]. Menurut
Baddudu-Zain, organisasi adalah susunan, aturan atau perkumpulan dari kelompok
orang tertentu dengan latar dasar ideology (cita-cita) yang sama menurut James
D. Mooney mengatakan bahwa : “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Selanjutnya, ChesterI. Barnard,
memberikan pengertian organisasi sebagai suatu system dari aktivitas kerjasama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Lebih lanjut ada tiga ciri dari suatu
organisasi,[2]
yaitu :
1. Adanya sekelompok orang
2. Antar hubungan yang terjadi
dalam suatu kerjasama yang
harmonis
3. Kerjasama didasarkan atas hak, kewajiban
atau tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya,
yang dimaksud dengan “kemasyarakatan” berasal dari kata
“masyarakat” yang berarti kumpulan individu
yang menjalin kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang besar yang saling
membutuhkan, memiliki ciri-ciri yang sama sebagai kelompok[3]
Sedangkan yang dimaksud dengan “kemasyarakatan” adalah hal-hal yang menyangkut
masyarakat[4].
Sejalan dengan itu, yang dimaksud dengan “masyarakat” berarti sejumlah manusia
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama sedangkan kata “kemasyarakatan” diartikan sebagai perihal (mengenai)
masyarakat. Pengertian “organisasi kemasyarakatan” dapat dengan menggabungkan
pengertian “organisasi” dengan pengerti “kemasyarakatan”, sebagaimana uraian
diatas arti Organisasi kemasyarakatan adalah kelompok orang, yang mempunyai
visi, misi, ideology, dan tujuan yang sama, mempunyai anggota yang jelas,
mempunyai kepengurusan yang terstruktur sesuai kewenangan, dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka memperjuangkan anggota dan kelompoknya di bidang/mengenai/perihal
kemasyarakatan seperti pendidikan, kesehatan, keagamaan, kepemudaan, dan
lain-lain dalam arti kemasyarakatan seluas-luasnya.[5]
B. RUANG LINGKUP PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang
organisasi. Studi ini adalah
sebuah bidang akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan
memanfaatkan metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan
psikologi. Disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang
sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi. Perilaku
organisasional merupakan suatu ilmu perilaku terapan yang dibangun atas
sumbangan dari sejumlah disiplin perilaku. Bidang yang menonjol adalah psikologi,
sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik.
Psikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
pada tingkat analisis individual atau mikro. Sedangkan keempat disiplin ilmu yang
lain merupakan penyumbang pemahaman pada tingkat makro seperti proses dan
organisasi kelompok.
a) Psikologi
Psikologi merupakan ilmu sains
yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan kadang mengubah perilaku manusia dan
binatang lain. Para psikolog memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku
individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan menambah pengetahuan perilaku
organisasi adalah teoritisi pembelajaran, teoritisi kepribadian, psikolog
konseling, dan yang paling berperan penting adalah psikolog industri dan
organisasi.
b) Sosiologi
Bila psikolog memfokuskan
perhatian mereka pada individu, sosiolog mempelajari sistem sosial dimana para
individu mengisi peran-peran mereka. Jadi sosiologi mempelajari orang dalam hubungan
dengan sesama manusia. Secara spesifik, sosiolog telah memberi sumbangan
mereka yang terbesar kepada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap
perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan rumit.
Beberapa bidang dalam perilaku organisasi yang menerima masukan yang berharga
dari para sosiolog adalah dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya
organisasi, teori dan struktur organisasi formal, teknologi organisasi,
birokrasi, komunikasi, kekuasaan, konflik, dan perilaku antar kelompok.
c) Psikologi
Sosial
Psikologi sosial adalah suatu
bidang di dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep baik dari psikologi
maupun dari sosiologi. Psikologi sosial focus pada pengaruh orang yang satu
dengan yang lain. Salah satu bidang utama dari para psikolog sosial adalah
perubaha-bagaimana melaksanakannya dan bagaimana mengurangi penghalang rehadap
penerimaan baiknya. Para psikolog sosial menyumbangkan hal penting pada bidang
pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap meliputi: pola komunikasi, cara-cara
di dalam kegiatan kelompok yang dapat memuaskan kebutuhan manusaia, serta
proses mengambil sebuah keputusan dalam kelompok.
d) Antropologi
Antropologi mempelajari
masyarakat untuk mempelajari mengenai manusia dan kegiatan mereka. Karya mereka
mengenai budaya dan lingkungan, misalnya, telah mebantu kita dalam memahami
perbedaan nilai fundamental, sikap, dan perilaku antara orang dalam negeri yang
berlainan serta dalam organisasi yang berlainan. Banayk dari pemahaman menganai
budaya organisasi, lingkungan organisasi, dan beda antara budaya nasional
merupakan hasil karya para pakar antropologi.
e) Ilmu Politik
Ilmu politik penting dalam
memahami perilaku dalam organisasi. Ilmuwan politik mempelajari perilaku
individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Organisasi adalah entitas
politik maksudnya adalah jika kita harus mampu dengan akurat menjelaskan dan
meramalkan perilaku orang-orang dalam organisasi, maka kita perlu memasukkan
perspektif politis ke dalam analisis kita.
Sementara itu aspek yang
merupakan dimensi eksternal organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial,
perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu
manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal ini
juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi dalam
mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu
perilaku organisasi. [6]
C.Hubungan Agama dan Organisasi
Manusia adalah
makhluq yang sepakat untuk hidup bersama, karena manusia saling membutuhkan
satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing, bisa disebut juga
masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan-kumpulan individu yang sepakat untuk
hidup bersama, entah atas dasar kepentingan bersama atau atas dasar faktor
ideologi. Masyarakat dan manusia adalah dua hal yang saling berkaitan,
masyarakat produk manusia dan manusia produk masyarakat. Dalam kehidupan
bermasyarakat, manusia selalu mengadakan interaksi baik antar individu atau
antar kelompok untuk mencapai kebutuhan bermasyarakat itu sendiri.[7]
Kehidupan
seseorang dalam masyarakat selalu berkaitan dengan suatu doktrin keagamaan
tertentu, karena antara masyarakat dan agama dalam komunitas manapun terutama
komunitas Muslim selalu terkait, masyarakatnya dapat dimasukkan dalam kategori
masyarakat religius. Relasi social antar individu dalam suku-suku dipengaruhi
oleh agama, demikian pula konsep kebaikan, keadilan, bentuk kehidupan keluarga,
kelompok dan lain sebagainya, merupakan cerminan dari kuatnya pengaruh agama.[8]
Posisi agama
dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, saling berdialektika. Ibnu
Khaldun melihat agama adalah sebagai pemandu moralitas warga. Agama tidak hanya
berkaitan dengan doktrin saja, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal yang
sifatnya lebih dari perilaku dan akhlaq social. Agama, baik dalam bentuk
doktrin, terwujud dalam organisasi dan gerakan social keagamaan atau
ritual-ritual pada prinsipnya merupakan bagian dari proses aktualisasi
nilai-nilai social dari agama.[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1.
Organisasi adalah susunan, aturan
atau perkumpulan dari kelompok orang tertentu dengan latar dasar ideology
(cita-cita) yang sama
2. Ruang lingkup organisasi meliputi Perilaku
organisasional merupakan suatu ilmu perilaku terapan yang dibangun atas
sumbangan dari sejumlah disiplin perilaku. Bidang yang menonjol adalah psikologi,
sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik.
3.
Posisi agama dan masyarakat adalah
ibarat dua sisi mata uang, saling berdialektika. Ibnu Khaldun melihat agama
adalah sebagai pemandu moralitas warga. Agama tidak hanya berkaitan dengan
doktrin saja, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih dari
perilaku dan akhlaq social.
DAFTAR PUSTAKA
Zain, Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
l994, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Ismail, Muhammad, Pengantar Sosiologi, 2013, IAIN
Sunan Ampel Pres, Surabaya.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu
Pengantar, Cetakan keenam, Yayasan
Penerbit Universitas, Jakarta.
Jurdi, Syarifuddin,
Sosiologi Islam, 2008, Teras, Yogyakarta.
[2] Muhammad
Ismail,pengantar Sosiologi,(Surabaya,IAIN Sunan Ampel Pres,2013), hal: 59
[3] Badudu-Zain,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta,Pustaka Sinar Harapan, l994,) hlm 876
[4] Badudu-Zain,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta,Pustaka Sinar Harapan, l994,) hlm 874
[5] Muhammad Ismail,pengantar
Sosiologi,(Surabaya,IAIN Sunan Ampel Pres,2013), hal: 59
[6]
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta,Yayasan
Penerbit Universitas, Cetakan keenam,
l977), hlm. 94
[7]
Syarifuddin Jurdi, Sosiologi Islam,
(Yogyakarta: Teras, 2008), 189
[8]
Ibid, 196
[9] Ibid, 188-195
Komentar
Posting Komentar