SUBUL AL SALAM / Syarah Hadis/ III
SUBUL AL SALAM
BAB I
PENDAHULUAN
Kitab Subulussalam,
syarh bulugh al-maram (ringkasan dari syarh bulugh al-maram) merupakan salah
satu referensi utama dalam ilmu fiqih. Kitab ini menjadi kebutuhan bagi seorang
mubtadi bahkan seorang mujtahid sekalipun. Kitab ini sering disebut sebagai kitab syarh hadits terbaik karena
penulisnya berhasil meringkas salah satu syarh terhadap kitab bulugh al-maram
dengan penjelasan yang tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu
singkat.
Sehingga kitab ini
sangat memudahkan bagi orang yang masih baru dengan kutub at-turats. Tetapi
juga tidak mengurangi kadar keilmiahannya sehingga kitab ini juga sangat
dibutuhkan oleh orang yang tingkat keilmuannya sudah di atas.
A.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
biografi pengarang kitab subul al salam?
2. Bagaimana
latar belakang kitab subul al salam?
3. Apa karya
karya pengarangnya?
4. Siapa guru
guru pengarangnya?
5. Bagaimana
metode syarah kitabnya?
6. Bagaimana
ktitik ulama’nya?
B.
TUJUAN MASALAH
1. Untuk
mengetahui biografi pengarang kitabnya.
2. Untuk
mengetahui metode pensyarahan kitabnya.
3.
Untuk mengetahui pengktitikan ulama
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BIOGRAFI
PENGARANG
Imam al-Shon’ani
memiliki nama lengkap Muhammad bin Ismail bin Sholah bin Muhammad bin Ali
al-Kahlani dan kemudian dikenal dengan nama
al-Shon’ani. Beliau memiliki garis keturunan yang sampai kepada Hasan bin Ali
bin Abi Thalib. Lahir pada malam Jumat pertengahan bulan Jumadal Akhir tahun
1099 H di sebuah tempat yang bernama Kahlan, sebuah kota di Yaman. sehingga
beliau pun dipanggil dengan nama al-Kahlani.
Pada usianya yang
kedelapan beliau pindah bersama orangtuanya dari tempat kelahirannya ke Shon’a.
Dan di sanalah beliau memulai perjalannya dalam mencari ilmu dari ulama-ulama
dan guru-guru besar pada zamannya. sehingga beliau pun menjadi orang paling
menonjol diantara teman-teman sebayanya bahkan mampu menandingi guru-gurunya.
Dan pada akhirnya beliau pun meninggalkan taqlid dan beramal langsung dari Al-quran
dan Sunnah Shohihah. Kemudian beliau pindah
ke Hijaz dan belajar hadits dari ulama-ulama besar dari Mekkah dan Madinah.
Beliau adalah seorang
ulama yang memiliki tingkat keilmuan yang tinggi di berbagai bidang. Baik itu
ilmu ‘aqli ataupun naqli, terutama dalam ilmu hadits. sehingga
beliau menjadi imam para mujtahid di Yaman.
Selain itu Imam
al-Shon’ani juga manjalankan berbagai aktivitas dalam rangka menjalankan
perannya sebagai seorang ulama sakligus seorang mujtahid diantaranya:
1. Beliau selalu berpegang teguh pada dalil dan menjauhi taqlid, mengingkari
sikap fanatisme dan kekakuan dalam beragama.
2. Berdakwah untuk menjauhi tawassul dengan orang mati yang mengarah pada
kemusyrikan.
3. Beliau juga mengajar di madrasah Imam Syarafuddin dan di universitas Shon’a
dan di majlis-majlis ilmu lainnya di Yaman. Beliau mengajar ilmu ushul, furu’,
balaghoh, tafsir, hadits
dan lain-lain.
Pada tahun 1140 H beliau
meninggalkan Shon’a menuju ke Syaharah dan tinggal disana selama delapan tahun,
disana beliau mengajar dan menyebarkan sunnah. Kemudian pada tahun 1148 H
beliau pun kembali ke Shon’a.
Pada tahun 1182 H beliau
wafat bertepatan dengan hari selasa tanggal tiga bulan Sya’ban di usianya yang
kedelapan puluh tiga tahun. Karena kapasitas ilmu yang dimiliki oleh Imam
al-Shon’ani sehingga menuai berbagai pujian dari para ulama. Di antaranya apa
yang disampaikan oleh Imam al-Syaukani di dalam al-badr al-thali’,
“(Imam al-Shon’ani) adalah seorang Imam mujtahid muthlaq yang memilki banyak
karya”. Kemudian beliau melanjutkan, ”Beliau adalah ulama yang pandai di semua
ilmu, dapat mengungguli kolega-koleganya dan beliau adalah satu-satunya
pemimpin ulama di shon’a. Beliau gencar berijtihad, beramal dengan dalil,
menghindari taqlid dan melemahkan pendapat-pendapat dalam fiqih yang tidak
beradasar kepada dalil.”[1]
B.
LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB
Adapun matan bulugh al-maram min adillah al-ahkam
karya Ibnu hajar al-‘asqolani, dengan kecilnya kitab tersebut namun mampu
menampung seribu lima ratus hadits yang merupakan ushul al-ahkam (hukum-hukum
prinsipil) yang diurutkan berdasarkan bab-bab fiqih disertai dengan penjelasan
kedudukan atau martabat tiap-tiap hadits.
Dalam menyusun kitab
subul al-salam, Imam al-Shon’ani menggunakan metode yang cukup simpel dan tidak
bertele-tele. Beliau hanya menuliskan syarh tiap-tiap hadits dengan bahasa yang
mudah kemudian setelah itu beliau menyimpulkan hukum yang bisa diambil dari
hadits tersebut dengan menyebutkan pendapat para ulama fiqih seperti pendapat
imam empat madzhab, pendapat para sahabat, madzhab zaidiyah dan hadawiyah dan
lain-lain.
C.
KARYA-KARYA IMAM AL-SHON’ANI
Imam al-Shon’ani telah
meninggalkan karya-karya yang menunjukkan keluasan ilmunya. Sehingga dikatakan
oleh Imam al-Syaukani, “beliau (Imam al-Shon’ani) merupakan salah satu Imam
mujaddid (pembaru) dalam ajaran-ajaran agama”. Di antara karya-karyanya adalah
:
1.
Subul al-salam syarh bulugh al-maram
2.
Minhah al-ghaffar hasyiah ‘ala dhou’
al-nahar
3.
Al-tanwir syarh al-jami’ al-shogir
li al-suyuthi (4 jilid)
4.
al-afkar syarh tanqih al-nadzar
5.
Tathhir al-i’tiqod ‘an adron
al-ilhad
6.
Al-idhoh wa al-bayan
7.
Al-adillah al-jaliyyah fi tahrim al-nadzar ila al-ajnabiyah
8.
Ijabah al-sail syarh bughyah al-amil mandzumah al-kafil fi ushul
al-fiqh
D.
GURU-GURU IMAM AL-SHON’ANI
Imam al-Shon’ani dalam
perjalan hidupnya telah menimba ilmu dari banyak guru, di antaranya :
1.
Al-sayyid al-‘allamah zaid bin Muhammad bin al-Hasan bin al-Qosim bin
Muhammad (w 1123 H)
2.
Al-sayyid al-‘Allamah Sholah bin al-Husein al-Akhfasy al-Shon’ani (w 1142
H)
3.
Al-sayyid al-‘allamah abdullah bin ‘ali bin Ahmad bin Muhammad bin abd
al-ilah bin Ahmad bin Ibrahim (w 1147 H)
4.
Al-qodhi al-‘allamah ali bin muhammad bin ahmad al-‘unsi al-shon’ani (w
1139 H)
5.
Al-sayyid al-hafidz hasyim bin Yahya bin Ahmad Al-Syami (w 1158 H)
Adapun guru-guru beliau
ketika menimba ilmu di Mekkah dan Madinah antara lain :
1.
Abdurrahman bin abi al-ghoits (khotib masjid nabawi)
2.
Muhammad bin Ahmad al-asadi
3.
Salim bin Abdullah al-bishri
E.
METODE PENULISAN KITAB SUBUL AL-SALAM
Di antara metode yang
ditempuh imam al-Shonani dalam penulisan kitab subul al-salam adalah :
1.
Menuliskan teks hadits terlebih dahulu, dan dilanjut dengan menulis
komentar dari al-Hafidz Ibnu Hajar
2.
Kemudian menuliskan biografi singkat tentang sahabat perowi hadits
3.
Setelah itu kemudian beliau mulai
memaparkan tambahan-tambahan dan penjelasan singkat mengenai matan hadits
dengan pendekatan ilmu hadits
4.
Menjelaskan kata-kata asing dalam
matan hadits dan menjelaskan pasal atau bab fiqih yang berkaitan dengan hadits
tersebut
5.
Menjelaskan i’rob kalimat dalam hadits sewaktu-waktu
6.
Setelah itu barulah kemudian beliau mulai mensyarh hadits dengan mengutip
pendapat-pendapat para ulama dan perbedaan mereka dalam masalah-masalah fiqih
yang berkaitan dengan hadits tersebut.
7.
Menjelaskan hal-hal yang dianggap rancu dan pertentangan di sebagian hadits.
8.
Mentarjih apa yang beliau anggap rajih (kuat) dengan mencantumkan
dalil yang menguatkan pendapatnya disertai dengan bantahan terhadap dalil orang
yang bersebrangan dengannya.
F.
KRITIK ULAMA’
Subul al-salam, tentu nama kitab ini
sudah tidak asing lagi ditelinga para pencari ilmu, khususnya di kalangan para santri yang mondok di
pesantren. Karena kitab yang satu ini dipelajari hampir di setiap pesantren di
indonesia. Kitab ini menjadi populer karena memang ia menjadi salah satu
referensi utama dalam ilmu fiqih. Di dalamnya dimuat hadits-hadits yang
berkaitan dengan hukum atau ahadits al-ahkam yang diambil dari kitab
bulugh al-maram yang disusun oleh salah satu ulama ternama di kalangan ulama
syafi’iyah yaitu Ibnu Hajar al-‘Asqolani (773-852 H).
Kemudian kitab bulugh
al-maram tersebut disyarh oleh Syaikh al-‘Allamah al-Husein bin
Muhammad al-Maghribi (w. 1119 H) dalam kitabnya yang bernama al-badr
al-tamam fi syarh bulugh al-maram. lalu muncullah Imam al-Shon’ani, dan
beliau lah yang kemudian meringkas kitab al-badr al-tamam tersebut di
dalam kitab yang diberi nama subul al-salam.
Jadi kitab subul
al-salam yang kita kenal itu bukan merupakan syarh langsung terhadap kitab
bulugh al-maram karya Ibnu Hajar al-‘Asqolani. Melainkan ringkasan dari salah
satu kitab syarh bulugh al-maram yaitu al-badr al-tamam karya syaikh
Husein bin Muhammad al-maghribi. Karena itu, kitab ini pun menjadi sangat
populer karena memang bahasanya yang mudah, dan pembahasannya pun tidak terlalu
panjang. Tapi juga tidak terlalu simpel dan ringkas sehingga mengurangi kadar
keilmiahnya. Jadi, kitab ini sangat cocok untuk
dipelajari dan dijadikan referensi oleh pemula maupun orang yang sudah expert
sekalipun dalam ilmu fiqih.[2]
BAB III
KESIMPULAN
Imam al-Shon’ani
memiliki nama lengkap Muhammad bin Ismail bin Sholah bin Muhammad bin Ali
al-Kahlani dan kemudian dikenal dengan nama
al-Shon’ani. Beliau memiliki garis keturunan yang sampai kepada Hasan bin Ali
bin Abi Thalib. Lahir pada malam Jumat pertengahan bulan Jumadal Akhir tahun
1099 H di sebuah tempat yang bernama Kahlan, sebuah kota di Yaman. sehingga
beliau pun dipanggil dengan nama al-Kahlani.
Adapun matan bulugh al-maram min adillah al-ahkam
karya Ibnu hajar al-‘asqolani, dengan kecilnya kitab tersebut namun mampu
menampung seribu lima ratus hadits yang merupakan ushul al-ahkam (hukum-hukum
prinsipil) yang diurutkan berdasarkan bab-bab fiqih disertai dengan penjelasan
kedudukan atau martabat tiap-tiap hadits.
Subul al-salam, tentu nama kitab ini
sudah tidak asing lagi ditelinga para pencari ilmu, khususnya di kalangan para santri yang mondok di
pesantren. Karena kitab yang satu ini dipelajari hampir di setiap pesantren di
indonesia. Kitab ini menjadi populer karena memang ia menjadi salah satu
referensi utama dalam ilmu fiqih. Di dalamnya dimuat hadits-hadits yang
berkaitan dengan hukum atau ahadits al-ahkam yang diambil dari kitab
bulugh al-maram yang disusun oleh salah satu ulama ternama di kalangan ulama
syafi’iyah yaitu Ibnu Hajar al-‘Asqolani (773-852 H).
DAFTAR PUSTAKA
Moch Wahab, Mengenal Kitab Subullussalam, 2013
Galeri Fiqh mochwahab,19.27
Komentar
Posting Komentar