TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa dunia tidak mungkin dapat
lepas dari pergaulan antara bahasa itu sendiri dengan bahasa dunia lainnya.
Bahasa Indonesia, sebagai salah satu bahasa dunia yang dipergunakan oleh lebih
kurang 200 juta masyarakat Indonesia pun tidak dapat mengelak kenyataan bahwa
bahasa Indonesia yang kita gunakan ini telah menjadi bahasa besar, slah satu
sumber pendukungnya adalah berkat pergaulannya dengan bahasa asing. Salah satu
bahasa asing yang telah berperan besar dalam perjalanan sejarah bahasa
Indonesia adalah bahasa Arab.
Transliterasi merupakan pedoman alih aksara atau ejaan dari bahasa satu
ke bahasa yang lain. Transliterasi juga merupakan sebuah sarana yang diperlukan
untuk menjembatani keadaan saling tidak mengerti antar bangsa yang disebabkan
perbedaan bahasa dan tulisan, seperti antara bahasa Indonesia dengan bahasa
Arab.
B.
Pengertian Transliterasi
Sistem penulisan lambang bunyi disebut
dengan transliterasi. Secara bahasa, transliterasi berasal dari bahasa Inggris
“transliteration” yang artinya lambang bunyi, kata dalam sistem
penulisan atau lambang yang ditentukan menurut aturan tata bahasa. Dari
pengertian ini, dapat diketahui bahwa transliterasi berhubungan dengan lambang
bunyi dan sistem penulisan.
Dalam Webster`s Now 20th Century
Dictionary, transliterasi diambil dari kata kerja “transliterate” yang
berarti to write or spell (words, etc) in the alphabetical characters
of another language that represent the same sound or sounds. Dalam
pengertian ini, transliterasi dapat diartikan sebagai penulisan dan pengucapan
karakter huruf asing dalam bentuk lambang yang mempunyai bunyi yang sama.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, transliterasi diartikan sebagai penyalinan dengan penggantian huruf
abjad satu ke abjad yang lain. Dalam pengertian ini, transliterasi hanyalah
sebuah penggantian abjad saja, bukan penggantian lambang bunyi sebagaimana yang
telah tersebut dalam pengertian sebelumnya.
Disimpulkan bahwa transliterasi adalah
penulisan atau pengucapan lambang bunyi bahasa asing yang dapat mewakili bunyi yang
sama dalam sistem penulisan suatu bahasa tertentu. Sedangkan transliterasi
Arab-Latin adalah penyalinan lambang bunyi huruf Arab ke dalam sistem penulisan
huruf latin.[1]
C.
Penyerapan
kata dalam transliterasi (Alih aksara)
Kata dari bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalamipenyederhanaan atau perubahan, baik dalam hal penulisan maupun
pengucapannya. Sebagai contoh, huruf ق
(qaf) pada Irak, Ya’kub, akhlak, fikih, kadar, dan kaidah telah diserap menjadi k; sedangkan pada pada Qur’an dan Masjidil Aqsa tetap bentuknya dan dialihaksarakan
sebagai q.
Tabel di bawah ini
menyajikan perbandingan antara alih aksara dan kata serapan tersebut.[2]
No
|
Penulisan
Arab
|
Alih
aksara kritis
|
Alih
aksara diplomatik
|
Perubahan
|
Kata
dari alih aksara kritis
|
Kata
serapan
|
1.
|
عَ
|
‘a
|
‘a
|
A
|
Assalamu’alaykum, ‘Ashr, ‘Abdullah, ‘Abdul Muththalib, ‘Aisyah, ‘Amr,
|
Assalamualaikum, Ashar, Abdullah, Abdul Muttalib
|
2.
|
عِ
|
‘i
|
‘i
|
I
|
‘Isa, ‘Isya’, ‘Idul Fithri, ‘Idul Adhha,
al-’Iraq, dhu’afa’, dha’if, adh-Dha’ifah
|
Isa, Isya, Idul Fitri, Idul Adha, Irak, duafa,
dhaif, adh-Dhaifah
|
3.
|
عُ
|
‘u
|
‘u
|
U
|
‘Umar ibn al-Khaththab,
|
Umar bin Khattab,
|
D.
Pedoman Transliterasi
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama
Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan
0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
1.
Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
|
Nama
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
ا
ب
ت
ث
ج
|
Alif
ba’
ta’
sa’
jim
|
Tidak dilambangkan
b
t
ṡ
j
|
Tidak dilambangkan
Be
Te
Es (dengan titik
diatas)
Je
|
ح
خ
د
ذ
ر
|
ha’
kha’
dal
zal
ra’
|
ḥ
kh
d
ż
r
|
Ha (dengan titik di
bawah)
Ka dan Ha
De
Zet (dengan titik
di atas)
Er
|
ز
س
ش
ص
ض
|
Zai
sin
syin
sad
dad
|
z
s
sy
ṣ
ḍ
|
Zet
Es
Es dan Ye
Es (dengan titik di
bawah)
De (dengan titik
dibawah)
|
ط
ظ
ع
غ
ف
|
Ta
za
‘ain
gain
fa’
|
ṭ
ẓ
‘
g
f
|
Te (dengan titik
dibawah)
Zet (dengan titik
dibawah)
Koma terbalik
diatas
Ge
Ef
|
ق
ك
ل
م
ن
|
qaf
kaf
lam
mim
nun
|
q
k
l
m
n
|
Qi
Ka
El
Em
En
|
و
ه
ء
ي
|
wawu
ha’
hamzah
ya’
|
w
h
’
y
|
We
Ha
Apostrof
Ye
|
2.
Vokal
Vokal
bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal (monoftong)
dan vokal rangkap (diftong). Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa
tanda atau harakat, yaitu fathah (ـــــــَــــ) untuk vokal a, kasroh (ــــــــِـــــ) untuk vokal i, dandhummah (ــــــــُـــــ) untuk vokal u. Vokal rangkap
bahasa Arab lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf yaitu au yaitu
harakat a (fathah) diikuti wawu (و)sukun (mati),
dan ai yaitu harakat a (fathah)
diiringi huruf ya’ (ي) sukun (mati).
Contoh vokal tunggal :
كَسَرَ ditulis kasara
جَعَلَ
ditulis ja‘ala
Contoh vokal rangkap :
a. Fathah
+ yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (أي).
Contoh: كَيْفَ
ditulis kaifa
b. Fathah
+ wāwu mati ditulis au (او).
Contoh: هَوْلَ ditulis
haula
3.
Maddah
Maddah
atau vokal panjang yang di dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda. Vokal panjang ditulis,
masing-masing dengan tanda hubung (-) diatasnya.
Tanda
|
Nama
|
Huruf Latin
|
Nama
|
ا…َ
|
Fathah dan alif
|
Â
|
a dengan garis di atas
|
...ي َ
|
Atau fathah dan ya
|
||
ِ...ي
|
Kasrah dan ya
|
Î
|
i dengan garis di atas
|
ُ...و
|
Dammah dan wau
|
Û
|
u dengan garis di atas
|
Contoh :
قَالَ ditulis qâla
قِيْلَ ditulis
qîla
يَقُوْلُ ditulis yaqûlu
4.
Ta’ marbutah
Transliterasi
untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu : ta’ marbutah yang hidup atau
mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya
adalah [t]. Sedangkan ta’ marbutah yang mati atau mendapat harkat
sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau
pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu
terpisah, maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh
: رَوْضَةُ اْلاَطْفَالِ ditulis rauḍah al-aṭfāl
رَوْضَةُ اْلاَطْفَالِ ditulis rauḍatul aṭfāl
5.
Syaddah
Syaddah atau tasydid yang
dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid, dalam
transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang
diberi tanda syaddah.
Jika
hurufى ber-tasydid di akhir sebuah kata
dan didahului oleh huruf kasrah ــــِـىّ,
maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i).
Contoh
: رَبَّنَا
ditulis rabbanâ
الحَدُّ
ditulis al-ḥaddu
6.
Kata Sandang Alif + Lam (ال)
Transliterasi
kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Kata sandang diikuti
huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf
syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama
dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf lam
diganti dengan huruf yang mengikutinya.
Contoh : الرَّجُلُ
ditulis ar-rajulu
الشَّمْسُ ditulis as-syamsu
b. Kata sandang diikuti huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh
huruf qamariah ditulis al-.
Contoh : اَلْمَلِكُ
ditulis al-Maliku
القَلَمُ
ditulis al-qalamu
7.
Hamzah
Hamzah
(ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya
tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir kata, maka
ditulis dengan tanda apostrof (’).[3]
8.
Penulisan Kata
Pada
dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Bagi
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua
cara, bisa terpisah per kata dan bisa pula dirangkaikan.
Contoh
:
وَاِنَّ اللهَ لَهُوَ خَيْرٌ الرَّازِقِيْنَ
Ditulis: Wa innallâha
lahuwa khair al-râziqîn atau
Wa innallâha lahuwa khairurrâziqîn
Walaupun
dalam sistem huruf Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini
huruf kapital tetap digunakan. Penggunakan huruf kapital sesuai dengan EYD, di
antaranya huruf kapital digunakan untuk penulisan huruf awal, nama diri, dan
permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang
ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf
awal kata sandangnya. Penggunaan huruf capital untuk allah hanya berlaku
bila dalam tulisan arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu
disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf / harakat yang dihilangkan, huruf
capital tidak dipergunakan.
Contoh : البُخاَرِي ditulis
al-Bukhârî
البَيْهَقِي
ditulis al-Baihaqî
E. KESIMPULAN
Transliterasi berasal
dari bahasa Inggris “transliteration”, yang artinya, lambang bunyi,
fonem atau kata dalam sistem penulisan, atau lambang yang ditentukan menurut
aturan tata bahasa. Transliterasi Arab-Latin biasa digunakan untuk
mengalihaksarakan tulisan Arab kedalam tulisan Latin. Pedoman transliterasi
Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988 terdiri atas huruf konsonan tunggal, huruf vokal, maddah, saddah,
ta’ marbutah, huruf kapital, kata sandang, hamzah, penulisan kata, dan huruf
kapital.
Al kafi, Hasbi. 2013. “Makalah
Transliterasi”. Dalam http://kumpulanmakalah123. blogspot.com/2013/02/makalah-transliterasi.html di
akses 29 November 2018 pukul 13.25.
Herniti, Eneng. 2005. Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Rahmawati. Atika. 2018. “Transliterasi
Arab-Latin”. Dalam http://atikarahmawati8. blogspot.com/2014/01/transliterasi-arab-latin_3777.html di akses
29 November 2018 pukul 13.15
Zuvara, Ressy Amalia. 2008. “Aplikasi
Transliterasi dan Transkripsi Isim ‘Alam Bahasa Arab Modern Dalam Situs BBC
Arabic”. Dalam Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, Depok.
[2]Rahmawati. Atika. 2018. “Transliterasi Arab-Latin”. Dalam http://atikarahmawati8. blogspot.com/2014/01/transliterasi-arab-latin_3777.html di akses
29 November 2018 pukul 13.15
[3]Al kafi, Hasbi. 2013. “Makalah Transliterasi”.
Dalam http://kumpulanmakalah123. blogspot.com/2013/02/makalah-transliterasi.html di
akses 29 November 2018 pukul 13.25.
[4]Zuvara, Ressy Amalia. 2008. “Aplikasi Transliterasi dan Transkripsi Isim
‘Alam Bahasa Arab Modern Dalam Situs BBC Arabic”. Dalam Skripsi.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok.
Komentar
Posting Komentar