METODE PENELITIAN DAN PENYUNTINGAN TEKS


METODE PENELITIAN DAN PENYUNTINGAN TEKS
A.    Latar Belakang
Penelitian dan penyuntingan telah ada dalam dunia penerbitan buku di Indonesia sejak 1890 (dikerjakan oleh orang non pribumi, yaitu oleh orang Belanda dan Tionghoa). Pendidikan penyuntingan dan penelitian di Indonesia setingkat D3 baru dimulai tahun 80 an. Editor dan peneliti yang sampai saat ini menggeluti dunia penerbitan buku nasional, mungkin berbekal pengamalan dan autodidak karena memang belum memasyarkatnya pendidikan tinggi.
Menyunting/meneliti jamaknya dihubungkan dengan kegiatan mempersiapkan sebuah naskah, baik berupa tulisan pendek ataupun buku dari segi bahasa. Tugas peyuntingan adalah mengelola bahasa sebuah naskah, melakukan perbaikan di mana perlu, dengan berpegang pada kaidah bahsa hingga sesampai di tangan pembaca, naskah itu menjadi lebih tertib secara tata bahasa. Dengan kata lain kerja menyunting berurusan dengan bahasa dan bahasa di sisni diperlakukan sebagai sarana belaka bagi penulis guna menyampaikan ide atau perasaannya.

A.    Metode Penelitian dan Penyuntingan Teks
Metode penelitian atau Metodologi Riset bahasa Inggrisnya adalah disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode/cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris “research” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelurusan, penyelidikan, atau penelitian), maka research berarti mengulang melakukan pencarian. Metodologi penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemahamannya.[1]
Dua istilah yang erat kaitannya dengan metode yaitu prosedur dan teknik. Prosedur diartikan sebagai urutan-urutan pekerjaan yang dilakukan dalam sebuah penelitian, sedangkan teknik diartikan sebagai alat-alat pengukur yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
Metode penelitian menyangkut masalah cara kerja untuk mewujudkan sebuah bentuk hasil penelitian yang telah dilakukan. Biasanya disajikan mulai dari tahap yang bersifat deskriptif, analisis, komparatif, dan sebagainya. Metode penelitian yang digunakan biasanya disesuaikan dengan tujuan dan objek (naskah) yang diteliti. Berkaitan dengan tujuan khusus penelitian filologi, sebagaimana diuraikan dalam bagian terdahulu yakni menyajikan sebuah suntingan teks yang bersih dari berbagai kesalahan tulis dan mengembalikan teks kepada bentuk yang kepada bentuk yang lebih mendekati teks aslinya serta mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat pda saat ini dan masa mendatang, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Dengan metode tersebut dimaksudkan untuk mencatat, menuturkan, dan menafsirkan data melalui suatu proses pemahaman yang akan sangat bergantung pada keadaan data dan nilai bahan atau objek penelitian yang digarap. Untuk itu, perlu ditempuh langkah-langkah pengumpulan data berupa naskah yang memuat objek data naskah yang dikaji, yang dilaksanakan berdasarkan informasi hasil studi pustaka, antara lain melalui katalog-katalog naskah. Studi lapangan dilakukan di tempat-tempat penyimpangan naskah baik yang ada di perpustakaan, di museum-museum, termasuk pula informasi tentang naskah-naskah yang terdapat di luar negeri. Pengolahan data dilakukan dengan jalan mendeskripsikan naskah yang diteliti yang meliputi keseluruhan aspek naskah sesuai dengan pola baku filologi.[2]
Penyuntingan teks adalah suatu kegiatan pemeriksaan kembali suatu tulisan atau naskah sebelum tulisan tersebut dipublasikan dengan cara menyiapkan teks, atau karangan siap terbit dengan memerhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
Menyunting bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dalam membuat tulisan sehingga kualitas tulisan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tulisan yang dapat menambah daya pikat dan lamanya pembaca meresapi kata demi kata yang tersaji dalam teks/karangan. [3]
B.     Langkah-langkah Penelitian
Sebelum peneliti mencari data peneliti harus melakukan persiapan-persiapan yang nantinya dibutuhkan agar dalam pencarian data penelitian tidak kesulitan dan data yang di dapat sesuai dengan kebutuhan.
1.      Pra penelitian
a)      Menyusun rancangan penelitian
b)      Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Dalam arti peneliti mulai mengumpulkan data yang sebenarnya.
c)      Orientasi lapangan (subjek penelitian). Tahap ini penulis banyak mencari info sehingga berguna untuk kelancaran jalannya penelitian.
Setelah  melakukan pra penelitian dilakukan tahapan-tahapan penelitian tesebut meliputi: inventarisasi teks, deskripsi teks, klasifikasi teks, komparasi teks, penentuan naskah dasar.
a)        Inventarisasi naskah dapat dilakukan melalui penelitian di museum atau perpustakaan dan penelitian di kalangan masyarakat.
b)        Pendeskripsikan identitas teks yang meliputi aspek-aspek antara lain sebagai berikut:
-          Judul teks (dalam teks, luar teks, umum)
-          Nomor teks/kode koleksi
-          Nama penyusun/pengarang
-          Tanggal penyusunan
-          Tempat penyusunan
-          Pemrakarsa penyalinan
-          Aksara/huruf
-          Bahasa
-          Bentuk karangan
-          Ukuran (sampul, lembar/lampir halaman, ruang tulisan)
-          Jumlah baris setiap halaman
-          Bahan naskah (kulit, daun, kertas)
-          Jenis kertas
-          Cap kertas
-          Tebal naskah
-          Jilid naskah
-          Penomoran halaman
-          Kondisi fisik
-          Asal/riwayat naskah
-          Pemilik naskah
c)      Klasifikasi naskah yang dilakukan untuk memudahkan pengenalan naskah serta untuk menentukan naskah primer dan sumber sekunder.
d)     Komparasi naskah atau perbandingan antar naskah yakni ditempuh melalui perbandingan kuantitas teks untuk mendapatkan gambaran isi naskah secara jelas dan untuk mengetahui adanya unsur-unsur baru dalam naskah.
e)      Penentuan naskah dasar yang akan ditransliterasi yang dilakukan dengan pertimbangan antara lain isinya lengkap dan tidak lebih banyak penyimpangan dibanding dengan naskah lainnya, kondisi naskah utuh, bahasanya linear dan mudah dipahami dan sebagainya.[4]
C.    Langkah – langkah Penyuntingan Teks
Selama proses penyuntingan teks seorang penyunting harus menggunakan teknik-teknik yang tepat, diantaranya :
1)      Membaca ulang konsep dasar teks naskah yang telah selesai dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
2)      Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa meliputi:
a)      Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku. Penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulis sekaligus mengukur kekayaan kosakata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang penyunting dapat menggunakan kamus Bahasa Indonesia terbaru sebagai pembanding dalam melakukan koreksi. Contoh: akhli seharusnya ahli, apotik seharusnya apotek, atlit seharusnya atlet.
b)      Kesalahan ejaan. Di bagian ini penyuntingan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul sapaar, gelar, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, kata serapan dan sesuai tidaknya penulisan kata dei kata berdasarkan EYD.
c)      Kesalahan tanda baca. Di tahapan ini penyuntingan meliputi koreksi pada penggunaan tanda baca seperti tanda tanya, seru, koma, titik dua, dll.
d)     Kesalahan diksi atau pilihan kata. Di bagian ini penyunting dapat memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketetapan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat seperti istilah dan kata bentukan.  Biasanya penyunting mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang memiliki arti serupa (sinonim). Selain itu, ketidaksempuranaan penulisan karena kesalahan pengetikan juga patut menjadi fokus penyunting.
e)      Kesalahan struktur. Di tahapan ini penyunting memperhatikan kepaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas dan struktur kalimat teks karangan, apakah telah sesuai dengan aturan yang benar atau belum. Dalam hal ini, penempatan subjek, predika, objek, keterangan, dan pelengkap harus dipastikan tepat dan tidak tertukar. Selain itu, penggunaan kalimat aktif atau pasif juga enjadi fokus identifikasi agar karangan terhindar dari ketidakefektifan dan ketidak sesuaian pada kaidah-kaidah penulisan.
f)       Kesalahan konjungsi atau kata penghubung. Penggunaan konjungsi atau kata penghubung meliputi hubungan antar kata dalam kalimat, dan antar paragraf. Di bagian ini penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat. Oleh karena itu, bagian penyuntingan ini tidak boleh diabaikan begitu saja.
3)      Memperhatikan tata letak (layout) tulisan atau naskah meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, sub-sub judul, urutan penomoran, pemepatan gambar atau grafik.
4)      Memperhatikan indentasi spasi dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat, dan paragraf.
5)      Memperbaiki kesalahan-kesalahan teks atau kerangan yang telah diidentifikasi sebagaimana tersebut. Dengan cara melakukan penghapusan, penggantian atau penambahan unsur-unsur bahasa dalam tulisan.
6)      Sebagai tahap finalisasi seorang penyunting sebaiknya membaca ulang teks/karangan yang telah disuntung sebelum dicetak.[5]
D.    KESIMPULAN
1.      Metodologi penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemahamannya.
Penyuntingan teks adalah suatu kegiatan pemeriksaan kembali suatu tulisan atau naskah sebelum tulisan tersebut dipublasikan dengan cara menyiapkan teks, atau karangan siap terbit dengan memerhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
2.      Langkah - langkah penelitian :
-          Pra penelitian
a)      Menyusun rancangan penelitian.
b)      Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Dalam arti peneliti mulai mengumpulkan data yang sebenarnya.
c)      Orientasi lapangan (subjek penelitian). Tahap ini penulis banyak mencari info sehingga berguna untuk kelancaran jalannya penelitian.
-          Setelah  melakukan pra penelitian dilakukan tahapan-tahapan penelitian tesebut meliputi:
a)      inventarisasi teks
b)      deskripsi teks
c)      klasifikasi teks
d)     komparasi teks
e)      penentuan naskah dasar
3.      langkah – langkah penyuntingan :
a)      Membaca ulang konsep dasar teks naskah yang telah selesai dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
b)      Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa.
c)      Memperhatikan tata letak (layout) tulisan atau naskah meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, sub-sub judul, urutan penomoran, pemepatan gambar atau grafik.
d)     Memperhatikan indentasi spasi dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat, dan paragraf.
e)      Memperbaiki kesalahan-kesalahan teks atau kerangan yang telah diidentifikasi sebagaimana tersebut. Dengan cara melakukan penghapusan, penggantian atau penambahan unsur-unsur bahasa dalam tulisan.
f)       Sebagai tahap finalisasi seorang penyunting sebaiknya membaca ulang teks/karangan yang telah disuntung sebelum dicetak.



DAFTAR PUSTAKA

Darsa Ahmad, Ancangan Kerja Filologi, Panduan Dasar Materi Pengantar Filologi, Kritik Naskah, Metode Penelitian Filologi, Bandung: Fakultas Sastra UNPAD, 2002
Elis Suryani NS, Filologi, Bogor: Penerbitan Ghalia Indonesia, 2012
Baried, Pengantar Teori Filologi, Yogyakarta: Laporan Penelitian Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, 1985





[1] Darsa Ahmad, Ancangan Kerja Filologi, Panduan Dasar Materi Pengantar Filologi, Kritik Naskah, Metode Penelitian Filologi, (Bandung: Fakultas Sastra UNPAD, 2002) hal. 55
[2] Ibid ,,,,,,,, hal.65
[3] Elis Suryani NS, Filologi, (Bogor: Penerbitan Ghalia Indonesia, 2012) hal. 74-75
[4] Ibid ,,,,,,,, 75-76
[5] Baried, Pengantar Teori Filologi, (Yogyakarta: Laporan Penelitian Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, 1985) hal. 89

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI-TEORI SOSIOLOGI AGAMA/SOSIOLOGI AGAMA/III

METODE TAHLILI (ANALIST) / Syarah Hadis/ III

HUBUNGAN FILOLOGI DENGAN ILMU-ILMU LAIN